Suatu ketika Nabi Musa as pernah
mendapatkan perintah dari Allah SWT, ketika Nabi Musa hendak ber-uzlah kepada
Allah kelak harus beserta orang yang
menurut Nabi Musa memiliki derajat yang lebih rendah dari dirinya. Nabi Musa
pun melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah SWT.
Beliau berkeliling
kota mencari orang yang kiranya memiliki derajat yang lebih rendah dari
dirinya. Namun ketika Nabi Musa mengamati orang yang ia kira lebih hina dari
dirinya, Nabi Musa masih mendapati dari diri orang tersebut sebuah sisi baik
yang tidak terdapat dalam diri Beliau . dan semua orang yang beliau temui
pun selalu Beliau dapati dalam diri
orang tersebut sesuatu hal baik yang
tidak terdapat dalam diri Nabi Musa . Sampai akhirnya Nabi Musa memutuskan
untuk pergi ke tengah kerumunan para hewan, guna mencari mahluk Allah lain yang
memiliki derajat lebih hina dari Nabi Musa. Tapi ditengah kerumunan para hewan
ini pun Nabi Musa tak merasa lebih baik dari hewan-hewan tersebut. Ditengah
keputus-asaan melaksanakan perintah Allah tersebut, Nabi Musa bertemu dengan
seekor anjing yang seluruh tubuhnya dipenuhi kudis dan koreng. Nabi Musa
berfikir bahwa hewan ini mungkin lebih Hina dihadapan Allah dari dirinya. Namun
ditengah perjalanan menuju tempat ber-uzlah beliau memutuskan untuk melepaskan
hewan tersebut.
Ilustrasi |
bagaimana dengan kita yang bukan
seorang Rosul, Nabi, wali atau ulama'
sekalipun, kita biasa beranggapan bahwa orang lain banyak yang berkedudukan
lebih rendah dari kita. sudah tak
terhitung betapa sering terbersit rasa sombong dalam diri kita dengan
beranggapan kita lebih baik dari yang lain, lebih terhormat, lebih pintar, dan perasaan lebih-lebih yang
lain. bukankah sifat sombong adalah sifat exclusif yang hanya boleh ada pada
Allah SWT ?