Cantik, sebuah predikat yang hampir semua wanita mendambanya. Sebuah kebanggaan yang tak terkira ketika seorang perempuan dikatakan cantik oleh lawan jenisnya. Bisa dikatakan “cantik” adalah segalanya bagi perempuan, Sehingga Tak jarang Cantik digunakan para wanita sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Dan tentunya bagi mereka yang merasa dirinya tidak atau kurang Cantik, maka ia akan berusaha sekuat tenaga dan meluangkan banyak waktunya untuk mempercantik diri.
Sebelum kita terlampau jauh berbicara tentang Cantik dan segala hal tentangnya, mari sejenak luangkan waktu untuk membahas definisi “cantik”. Dan aku amat yakin terdapat perbedaan diantara kita dalam mengartikan kata “cantik”, Namun sebagian besar orang Indonesia mungkin akan sepakat saat cewek cantik di interpretasikan sebagai sesosok wanita berkulit putih, berambut lurus, tidak berjerawat dan berposturkan cukup tinggi. Kenapa demikian?.
Arus perkembangan teknologi yang begitu derasnya, sehingga setiap orang begitu mudah mengakses informasi melalui berbagai media, namun tentu yang paling banyak adalah dari media elektronik. Salah satu alasan yang menjadikan media elektronik menjadi komoditi iklan yang sangat diburu oleh produsen berbagai produk. Begitupun televisi.
Tak terhitung berapa menit kita luangkan setiap harinya untuk menonton televisi, dan tentunya sudah berapa banyak iklan yang telah kita lihat. Dan tanpa sadar ciri sebuah iklan yang persuasif telah berhasil mensugesti kita, mempengaruhi pola pikir kita . Statement kita tentang apa arti cantik telah terpengaruh berbagai iklan yang di cekok-kan setiap harinya lewat televisi. Misalkan saja salah satu produk mengatakan bahwa cantik adalah dengan memiliki kulit putih merona, tanpa ada goresan atau luka. Produk kecantikan yang lain menunjukan bahwa para pria sangat tertarik dengan wanita yang mempunyai rambut lurus dan tampak lembut. pun juga dengan berat badan tubuh, banyak wanita yang melakukan berbagai cara untuk Diet(menguruskan badan) karena sebuah produk mengatakan seorang wanita akan lebih cantik jika bertubuh langsing. Dan masih banyak produk kecantikan atau perawatan tubuh yang lain mempengaruhi kita dalam mengartikan kata cantik.
Dan sebagai implikasinya, para wanita yang merasa tidak berkulit putih, tidak berambut lurus, ataupun tidak memiliki berat badan ideal, mereka akan berburu produk-produk yang dapat mempercantik diri mereka. Meski mereka mungkin juga sebenarnya menyakini bahwa kulit putih model iklan yang ditampilkan dalam sebuah produk tidak dikarenakan karena memakai produk itu, melainkan faktor genetis. Para konsumen sebenarnya mungkin juga menyadari bahwa rambut lurus bintang iklan sebuah shampo bukan akibat memakai shampo yang dia iklankan, tapi rambut itu hasil perawatan mahal di salon. Tapi para konsumen terlanjur kepincut dengan produk kecantikan itu demi mendapatkan predikat cantik .
Ada seorang remaja yang enggan masuk sekolah hanya dikarenakan ada sebiji jampu jerawatdimukanya. Atau ada pula seorang gadis yang tidak jadi kuliah hanya karena giginya agak tonggos. Sedangkan ada anak yang hanya lulusan sekolah Dasar begitu PD (percaya diri) lalu lalang dengan dandanan menor. Seakan ia tak peduli lagi berpendidikan rendah, asal bisa tampil wah. Hal serupa berlaku pada laki-laki. Tak sedikit lelaki yang Cuma mengurusi tampilan fisiknya. Dan pria seperti ini biasa disebut metroseksual.
Tanpa sedikit-pun ada maksud untuk merendahkan, bukankah banyak diantara public figure artis Indonesia yang menjadi orang terkenal meski mempunyai kekurangan secara fisik. Sebut saja Omas, seorang pelawak yang dikenal memiliki gigi tonggos. Andai saja dia merasa minder untuk tampil di depan banyak orang maka ia tidak akan seterkenal sekarang. Atau
Dengan cara pandang seperti ini(kecantikan/ketampanan adalah prioritas ), terkadang kita mengabaikan bagian-bagian lain dari kehidupan ini yang sebenarnya lebih penting. Tak ada motifasi lebih dalam mengejar prestasi di dunia pendidikan, tidak ada ketertarikan dalam memberikan kontribusi atau manfaat terhadap masyarakat disekelilingnya, dan mengabaikan aspek sosialnya.
Disaat remaja seusia kita di Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika dan Inggris sedang sibuk melakukan riset membuat robot, menciptakan bahan bakar yang ramah lingkungan, mendesign gaun yang inovatif, mengarang buku, dan lain sebagaianya , pemuda di Negara Indonesia kita tercinta masih sibuk mengurusi masalah pribadinya. Memperindah tampilan fisik. Ironis kan ?
Kita bangsa Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang tertinggal, bangsa yang tak pecus mengurusi karunia tuhan yang begitu melimpah, jika cara pandang generasi mudannya tak berorientasi sedikitpun pada kemajuan iptek dan peduli terhadap kondisi social kemasyarakatan . Kita begitu gemar mengjkritisi tingkah-polah pemerintah dengan semua kebijakanya, karena beranggapan tidak berpihak pada kita. Hal ini terlalu jauh mengingat kita sendiri belum ada upaya ambil bagian memajukan bangsa ini. Mari kita mulai dari diri kita sendiri, dari cara pandang kita terhadap hal-hal sepele sekalipun.
Bagi kita yang masih percaya dengan tuhan dan tentu beserta kitab suci-NYA Al-Qur’an disebutkan , bahwa kedudukan kita disisi Allah tak diukur dari seberapa cantik atau seberapa tampan kita, atau seberapa langsing kita, melainkan keimanan dan ketakwaanlah yang menjadi tolak ukur kedudukan kita disisi Allah.
Tak ada lagi alasan malu tampil di depan umum untuk berprestasi. Buang jauh perasaan minder karena kurang cantik atau merasa tidak cukup ganteng. Karena perasaan seperti itu akan menghalangi kita untuk maju, untuk memberikan kontribusi lewat karya nyata kepada bangsa kita.