Setelah penuh
sesak dengan pemberitaan-pemberitaan sampah (di media massa) yang menumbuhkan
pesimisme publik terhadap masa depan Bangsa ini, akhirnya muncul kabar gembira
dari saudara-saudara kita di Nangroe Aceh Darussalam. Aksi heroik di tunjukan
nelayan dan juga warga Aceh saat membantu para pencari suaka dari Myanmar
(Rohingya) dan Bangladesh.
Rohingnya |
Para nelayan
bahu-membahu membantu 442 pencari suaka yang sudah berhari-hari terapung di
lautan tidak menentu nasibnya. Para pencari suaka ini adalah orang-orang yang
di negri asalnya mendapatkan diskriminasi dari kelompok mayoritas. Sebelumnya
para pencari suaka ini mengaku telah diusir oleh otoritas beberapa negara yang
akan mereka singgahi.
Para nelayan
yang melihat kapal pencari suaka yang terapung sekitar 38 mil dari muara pantai
Aceh Timur, merasa iba dengan kondisi kapal pencari suaka yang hampir tenggelam
lantaran compang camping diterjang gelombang. Belum lagi kondisi penumpangnya
yang sebagian besar mengalami dehidrasi parah dan bahkan bahkan beberapa diantaranya
sakit parah. Para nelayan secara bergotong-royong menarik perahu tersebut
merapat ke daratan. Saat proses penyelamatan ini sebenarnya polair Aceh Timur
sedang berpatroli dan melihat kapal pencari suaka, tapi mereka memilih berbalik
arah dan tidak membantu.
Setelah sampai
di daratan, para pencari suaka ditempatkan sementara di surau-surau desa,
mereka mendapatkan bantuan makanan dan pakaian dari warga kampung sekitar
tempat tersebut. Warga secara sukarela melakukan hal tersebut atas dasar
kemanusiaan. Tidak sedikit warga yang menitihkan air mata melihat kondisi para
pencari suaka yang benar-benar memprihatinkan.
Saat para
pencari suaka ini akan dipindahkan ke tempat yang lebih layak, terjadi masalah
lantaran pemerintah, polri dan TNI belum bersepakat tentang nasib mereka. Di
tengah ketidakjelasan nasib mereka, warga yang berada di sekitar lokasi
mengulurkan tangan. Lewat pengeras suara masjid, terdengar sayup-sayp lantunan
ayat Al-Qur'an dan Hadist tentang kewajiban membantu orang lain yang disuarakan
para pemuka agama. Dan benar, bantuan pun berdatangan tak terkira jumlahnya.
Saya tak kuasa
menahan tangis saat membaca berita ini di koran tempo hari. Saya benar-benar
terharu sekaligus bangga dengan apa yang dilakukan oleh warga Aceh tersebut.
Jika sebelumnya media massa dijejali oleh pemberitaan seputar konflik
KPK-Polri, PSSI-Kemenpora, kecurangan UAN, Demo penurunan presiden dll,
akhirnya ada berita yang menjadikan saya bangga menjadi orang Indonesia. Negara
yang orang-orangnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, negara yang tak
butuh alasan untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan.
Sekali lagi, terima kasih Aceh.