PEKERJAAN #1 (Pengalaman Kerja)


Ada sangat banyak ragam pilihan pekerjaan yang bisa digeluti, terlebih bagi teman-teman yang sudah bergelar sarjana.  Mulai dari pegawai Bank, pedagang, petani, wartawan, agen asuransi, penjaga warnet, penjual gorengan, wirausaha, tukang Update status (seperti saya) dan lain sebagainya. Jadi sebenarnya sangat tidak bisa dimaklumi jika ada ada seorang sarjana yang menjadi pengangguran karena alasan kesulitan mencari pekerjaan, menurut saya alasannya terlalu mengada-ada. (nyindir diri sendiri)
Meskipun saat ini saya tengah (sukses) menganggur, sebenarnya saya memiliki beberapa pengalaman pekerjaan yang bisa dibanggakan dan diceritakan kepada anak-cucu nanti.
Saya pernah cukup lama bekerja di sebuah caffe di Tulungagung, menjadi seorang waiter (istilah keren untuk jongos, babu atau pelayan). Pengalaman kerja saya di tempat ini-pun terbilang cukup lama. Saya memutuskan keluar dari tempat ini di hari ke-24 saya bekerja. Saya juga memiliki pengalaman bekerja di konveksi, tentu saja sebagai “Tukang Jahit”. Pengalaman saya bekerja di tempat ini-pun juga tidak sebentar. Saya mengirimkan sms permohonan izin keluar kerja kepada pemilik konveksi sesaat sebelum berangkat kerja di hari ke-2, artinya saya hanya bekerja sebagai tukang jahit selama 1 hari. Dan yang paling saya banggakan tentu saja pengalaman bekerja di sebuah lembaga pengumpul dana social terkemuka di Tulungagung. Setelah wawancara kerja dan dinyatakan resmi di terima, malam harinya saya sms kepada direktur lembaga untuk mengundurkan diri, padahal saya belum seharipun berkerja.
Aku saat jadi Guru SD :D
Buang anggapan bahwa Habibur Rohman adalah orang yang mata duitan, keluar kerja lantaran alasan gaji yang sedikit. Saya tidak pernah sekalipun menjadikan factor “besaran gaji” sebagai alasan untuk memilih pekerjaan.  Biaya hidup saya sudah sangat dicukupi oleh kedua orang tua saya yang PNS (Petani Neng Sawah). Alasan saya keluar kerja dari ketiga tempat tersebut juga bukan dikarenakan gengsi. Saya melamar pekerjaan-pekerjaan tersebut saat saya sudah bergelar sarjana (pendidikan matematika) dan terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana. Intinya, Aku lo keren… J
Bagi saya yang masih sangat muda, unyu dan baik hati ini, “Bekerja” adalah perihal mencari “pengalaman”. Saya terlahir di keluarga yang serba berkecukupan, sejak kecil Emak dan Bapak memberikan apapun yang saya minta, mencukupi semua kebutuhan hidup. Saya merasa perlu mencari pekerjaan agar bisa merasakan bagaimana susahnya mencari uang. Kehidupan (pengalaman) akan mengajari saya banyak hal melebihi apa yang bisa diberikan seorang guru di ruang-ruang kelas, juga oleh buku manapun, pikir saya waktu itu.
Dari Pengalaman bekerja sebagai Pelayan caffe misalnya, saya memperoleh pelajaran tentang arti menghargai. Ada perasaan bahagia saat para customer mengucapkan terima kasih atau bahkan sekedar tersenyum kecil setelah saya mengantarkan pesanan mereka. Dengan tersenyum, mengangguk, atau mengucapkan kata “terima kasih”, para customer telah membayar lunas pelayanan para pekerja. Selepas kerja dari caffe tersebut, saya tidak pernah sekalipun absen mengucapkan kata Terima Kasih kepada Mak Kantin, kepada Mbak-Mbak di SPBU, kepada petugas Bank, kepada Embah penjual gorengan dan kepada setiap penjual atau pelayan yang sedang berinteraksi dengan saya.
Sedangkan dari pengalaman bekerja di konveksi sebagai “Penjahit” (selama 1 hari) saya memperoleh pelajaran “ketelitian dan kesabaran”. Saya tidak pernah menyangka, bahwa untuk membuat 1 pakaian saja diperlukan proses yang sangat sulit. Saya bahkan kesulitan di fase paling awal dalam pekerjaan ini, memasukan benang dalam jarum. Saya lupa, bahwa sebenarnya Tuhan telah memberikan pelajaran kepada kita tentang kesabaran dan ketelitian dalam proses penciptaan langit dan Bumi. Tentu perkara mudah bagi tuhan menciptakan langit dan bumi dalam sekali masa, tapi Dia menciptakan Langit dan Bumi dalam 6 masa. Dari perisitwa ini sebenarnya Tuhan sedang mengajari kita, bahwa untuk membuat hal besar, maha karya yang istimewa, diperlukan proses, kesabaran dan ketelitian.
Sebenarnya saya masih memiliki satu pengalaman kerja lagi, yakni menjadi guru SD. Dibandingkan dengan pengalaman kerja yang lain, tentu menjadi guru SD adalah pengalaman berkerja yang paling berdampak bagi kehidupan saya. Meski hanya sekitar 5 bulan, menjadi guru SD telah mengajari saya banyak hal tentang bagaimana cara menjadi guru yang baik, bagaimana cara bekerja dalam tim, bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat tentu saja.
Saya sekarang tidak pernah lagi membuang sampah sembarangan, makan dan minum sambil berdiri, berkata tidak pantas kepada orang lain dan semacamnya. Sekarang Saya selalu berdoa setelah solat, sebelum dan sesudah makan, masuk dan keluar masjid dan pada aktifitas harian lainya. Saya hanya belajar konsisten dengan apa yang sudah saya ajarkan kepada murid-murid. Saya merasa malu kepada diri sendiri saat membuang sampah sembarangan, berkata kotor, atau makan dan minum sambil berdiri. Padahal saya mengatakan pada murid-murid bahwa perbuatan tersebut tidak baik. Saya tidak ingin menjadi “Jarkoni”–Ngujar tapi Ora Nglakoni.

Terima Kasih kepada Pak Muslimin yang bijaksana, Bu Tatin yang Baik Hati, Bu Titik yang lembut dan pengertian, Pak Eko yang Luar biasa, Bu Zulva yang disiplin dan Smart, Bu Sauda yang multitalenta, Pak Fatoni yang keren, Bu Nida yang Ramah, Pak Imsya yang lucu, Pak Wakid yang inovatif, Maam Ana yang progresif, Pak Tyo yang pekerja keras, dan tentu saja Trio guru muda, cantik dan luar biasa, Maam Siska-Maam Nila dan Maam Khusnul.

0 Response to "PEKERJAAN #1 (Pengalaman Kerja)"

Post a Comment

Tulisan Lawas Tapi Tetep Keren

Member Habib Fans Club

Habib On Twitter