TIPS BAHAGIA; Karyenak Tyasing Sesama


“Cara paling mudah membahagiakan diri sendiri adalah dengan cara menjadi penyebab kebahagiaan orang lain”. Kalimat tersebut tidak saya kutip dari Quot Mario Teguh ataupun cuplikan kalimat di salah satu novel Tere Liye. Kalimat tersebut keluar dari mulut salah satu narasumber yang saya wawancarai untuk tulisan di website portalmuda.com, sebuah website menye-menye yang saya kelola bersama seorang teman ngopi.

Narasumber yang saya wawancarai adalah seorang international consultant dalam bidang teknik pertanian asal kota kelahiranku, Nganjuk. Sebagai seorang konsultan internasional yang malang-melintang di banyak Negara untuk mengisi seminar tentang pengembangan pertanian, tentu saja beliau adalah orang yang sangat mandiri secara ekonomi (Red : kaya raya). Namun yang menjadi menarik adalah, dengan kekayaannya tersebut Pak Totok (begitu beliau biasa disapa) tidak menjadi pribadi yang pongah dan tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Beliau justru aktif terlibat di banyak kegiatan sosial dan menjadi penyokong dana utama. Saat saya menanyakan alasan mengapa beliau masih memiliki kepedulian yang tinggi di sela-sela padatnya jadwal beliau berkunjung ke berbagai Negara, beliau menyampaikan kata-kata sakti seperti diatas.

Menurutnya ikut dalam kegiatan sosial dan membantu orang lain, adalah bagian dari terapi hati. Baginya cara paling mudah bahagia adalah menjadi penyebab kebahagiaan orang lain. Dan dengan membantu orang lain, seseorang baru bisa dikatakan sebagai orang kaya. Definisi “kaya” menurut pak Totok adalah ketika seorang mampu berbagi kepada orang lain. Jika ada seseorang yang memiliki rumah mewah, banyak mobil atau setumpuk uang tapi tidak mau berbagi dengan orang lain, maka dia tidak bisa disebut sebagai orang kaya, Karena hartanya masih cukup untuk dirinya sendiri.

Pada dasarnya prinsip yang disampaikan oleh pak Totok tersebut juga tertulis sejak ratusan tahun silam di salah satu naskah kuno karangan Raja Demak. Dalam Serat Rerepen gubahan Sunan Prawata (Raja Demak keempat yang memerintah 1546-1549), disampaikan salah satu kunci agar kita bisa mendapat rejeki. Kuncinya adalah dengan bersikap Karyenak Tyasing Sesama, atau bisa membahagiakan hati sesama. Jika kita mampu membahagiakan sesama, maka kebahagiaan juga akan menyertai kita. Bentuknya bisa sangat beragam, bisa berwujud uang, bisa berupa karir yang lancar, popularitas yang melambung, keluarga bahagia dan seterusnya.

Dalam agama Islam juga mengenal prinsip yang sama. Dalam salah satu hadist disebutkan, “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat buat manusia lainya”. Sebagai makhluk yang hidup berdampingan dengan makhluk lainya, kita perlu memberikan kemanfaatan buat manusia lainya, agar kita menjadi manusia yang baik, karena manusia yang baik dimata manusia lainya adalah salah satu kunci kebahagiaan.

Pertanyaanya menjadi sangat sederhana buat kita semua, sudahkah kita membuat orang lain disekitar kita bahagia?, sudahkah kita bermanfaat buat orang lain? Membuat orang lain bahagia atau bermanfaat kepada orang lain tidak melulu tentang uang, caranya bisa sangat beragam. Misalnya dengan bersikap ramah kepada siapa saja, menjadi pengajar TPQ di sebelah rumah, tidak membuat status FB yang menyinggung perasaan orang lain, tidak memberikan komentar kata-kata ktor di media sosial, menjadi guru les buat anak-anak disekitar rumah dengan tidak meminta bayaran, membelikan makan teman kos yang sedang kehabisan uang, dan masih banyak yang lainya.

Mari menjadi manusia yang bermanfaat buat manusia lainya…!!!


Nganjuk, 8 Februari 2015

Tulisan Lawas Tapi Tetep Keren

Member Habib Fans Club

Habib On Twitter