HABIBUR
ROHMAN
Setelah
cukup dewasa dan mengenal beberapa buku, bagiku terlahir dengan nama “ Habibur
Rohman” adalah sebuah beban. Beberapa Penyandang nama ini sebelumnya adalah orang-orang hebat di
masanya, Perdana menteri dan penulis novel diantaranya. Sedangkan aku hanya remaja yang terlahir 21
tahun silam di sebuah kabupaten kecil di
pinggiran Jawa Timur, NGANJUK.
Hal yang paling pantas ku ceritakan dalam perjalanan hidupku yang terlalu datar
ini adalah kisah perjumpaanku dengan
persma. LPM DIMeNSI menjadi orang tua asuh selama di perantauan, yang sudi mengajariku beberapa hal sepele seputar memaknai dan mewarnai kehidupan. Beberapa tanggung jawab pun dibebankan kepadaku, mulai dari Divisi Litbang di tahun 2010-2011, hingga menjadiPU (pembantu umum) LPM Dimensi tahun 2012-2013.
persma. LPM DIMeNSI menjadi orang tua asuh selama di perantauan, yang sudi mengajariku beberapa hal sepele seputar memaknai dan mewarnai kehidupan. Beberapa tanggung jawab pun dibebankan kepadaku, mulai dari Divisi Litbang di tahun 2010-2011, hingga menjadiPU (pembantu umum) LPM Dimensi tahun 2012-2013.
“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk
kegelapan”, ungkapan itulah yang membawanya
bergabung bersama serdadu persma lainya dalam wadah PPMI. Aku tak cukup bodoh dengan mengatakan
aku jatuh cinta kepada persma apalagi PPMI. Aku hanya menemukan tempat yang
nyaman disini, tempat dimana kita bisa memberikan kontribusi lewat karya nyata.
Bukan sekedar mengutuk kebobrokan bangsa ini.
dan kini menjadi BP Litbang PPMI tingkat
Nasional. “menulis adalah bekerja
untuk keabadian” PPMI baginya merupakan sebuah media alternative.
“Seperti angin, bahwa lajunya tak pernah
berhenti pada satu titik tujuan.” Habibur
Rohman nama yang dinisbahkan padanya 21 tahun silam disebuah kabupaten kecil
dipinggiran Jawa Timur, Nganjuk. Kecintaannya pada dunia menulis dan pergerakan
telah membawanya bergabung dengan LPM Dimensi sejak 2010, baginya Dimensi
mempunyai detak tersendiri dalam degup jantung kehidupannya, Dimensi telah
banyak memberi pemaknaan dalam ia memaknai hidup. Baginya Menulis merupakan
sebuah kontribusi nyata, Bagaimana berbagi keresahan akan fenomena sekitar,
sambil memberikan sedikit gagasan yang mungkin menjadi salah satu solusi. yang
kan membawa angin segar bagi terciptanya sebuah titik perubahan baru
dinegri ini.