Satu
hal yang belum banyak orang ketahui tentang Kitab “Kakawin Negarakertagama”,
adalah Mpu Prapanca menulis karya tersebut atas inisiatif sendiri dan bukan
atas perintah kerajaan. Mpu Pranpanca menulis karya monumental tersebut dengan
semangat “sepi ing pamrih rame ing gawe”. Bagi Sang Kawi, kemajuan peradaban
yang dicapai Majapahit kala itu perlu untuk ditulis agar menginspirasi
generasi-generasi setelahnya. Dan benar saja, Semboyan Negara Indonesia
“Bhineka Tunggal Ika” adalah satu dari sekian banyak konsep kenegaraan
Indonesia yang diserap dari kitab Negarakertagama. Sebuah sikap yang sangat sulit
dijumpai pada manusia Indonesia saat ini. Di era yang katanya lebih modern dan
berperadaban ini, masyarakat lebih gemar mencaci-maki atau berteori ketimbang
memberikan sumbangsih lewat karya nyata kepada Tanah Airnya.
Penulisan
kitab tersebut murni didasari pada keinginan Mpu Pranpanca untuk memuliakan
Raja Majapahit beserta para leluhurnya, dan tentu saja juga kecintaan Mpu
Prapanca pada tanah airnya (Kerajaan Majapahit). Beberapa pakar bahkan
bersepakat bahwa Mpu Prapanca menulis karya tersebut jauh dari hiruk pikuk
pusat kerajaan dan kekuasaan. Karya tersebut disusun oleh Mpu Prapanca di
sebuah desa sepi nan terpencil namun asri dan menyejukkan hati. Mpu Prapanca
telah membuktikan bahwa tempat tak pernah menjadi penghalang untuk memberi sumbangsih
kepada tanah air.
Jika
ada yang butuh penjelasan apa arti semboyan “Sepi ing pamrih rame ing gawe”,
itu seperti mencintai seseorang dalam keheningan. Tidak menebar PHP dan
tiba-tiba nglamar. :D
0 Response to "NEGARAKERTAGAMA (Sejarah #1) "
Post a Comment