Habibur Rohman (part 1)

            Saat aku masih alay dulu (sekarang tetep dan makin akut), aku pernah menggunakan nama akun facebook “Habibur Rohman Tho’ ”. Kata Tho’ yang aku pakai pada nama akun itu sebenarnya merujuk pada kata dalam bahasa Jawa “TOK”, yang berarti saja. Karena saat itu aku masih alay, jadi aku menulisnya Tho’. Jadi secara harfiah nama akun facebook-ku saat itu berarti “Habibur Rohman saja”.
Nama akun itu sebenarnya adalah ekspresi kejengkelanku terhadap beberapa teman. Begini ceritanya,…. Saat aku berkenalan dengan seseorang  dan aku menyebutkan namaku “Habibur Rohman”, maka respon yang kerap aku dengar dari lawan bicaraku saat itu adalah mengatakan “Habibur Rohman El-Shirazy ya…?” atau “oh yang penulis novel itu ya”. Kejadian semacam ini terjadi berulang-ulang setiap kali aku memperkenal diriku pada teman atau komunitas baru.
Habibur Rohman El-Shirazy yang di maksud adalah penulis yang namanya mashur lantaran novel-novel karyanya macam ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasih, bumi cinta dll digandrungi banyak penikmat sastra. Tidak hanya itu, novel-novel karya kang abik (begitu biasa Habibur Rohman El Shirazy disapa) juga di filmkan dengan judul yang sama dan menarik jutaan penonton. Kedua hal inilah yang menyebabkan nama Habibur Rohman El-Shirazy sangat familiar  di dengar oleh telinga orang Indonesia.
Aku saat masih alay
Ada seseorang yang terlebih dahulu memakai nama yang sama denganmu dan dia orang terkenal, Atiiit tau… L . Selamanya aku akan tenggelam dibawah bayang-bayang nama besarnya, terbebani agar bisa melampaui para pendahulu yang menyandang nama itu (percaya kan kalau aku alay). Habibur Rohman El-shirazy bukanlah orang pertama yang memakai nama itu, sebelumnya juga ada perdana menteri (entah negara mana aku lupa.. hehe) yang juga bernama Habibur rohman. Sengaja aku beri contoh penyandang nama Habibur Rohman adalah orang-orang terkenal, supaya terkesan pemilik nama ini selalu jadi orang hebat.. hehehe. Aku pernah berkeyakinan bahwa dari setiap masa selalu ada manusia bernama Habibur Rohman dan menjadi orang hebat di masanya. Ada semacam perasaan nano-nano (Terbebani tapi juga bangga) menyandang nama ini, setidaknya aku terpilih menerima tongkat estafet nama legendaris ini.. (jangan dibantah).
Nama Habibur Rohman yang kini aku sandang berdasarkan cerita ibuku adalah pemberian Embahku. Dan menurut sang pemberi nama, beliau memberikan nama “Legendaris” itu kepadaku tidak didasari, terinspirasi atau mengiblat pada tokoh dengan nama serupa pada zaman itu. Nama itu beliau peroleh dari bisikan saat tidur, “ada seseorang yang memberitahuku kalau cucuku yang akan lahir berjenis kelamin laki-laki dan aku harus memberinya nama Habibur Rohman” kata embahku.
Menurut cerita emak, Si Embah memang telah memberikan nama “Habibur Rohman” kepadaku saat aku masih dalam kandungan. Tentu saja sang embah mendapat penolakan dari beberapa orang termasuk ibuku. Pertama tentu saja karena belum jelas bahwa anak yang ada dalam kandungan ibuku saat itu berjenis kelamin laki-laki (saat itu belum lazim atau bahkan belum di temukan teknologi USG). Kedua karena nama pemberian Embahku itu tidak lazim pada zaman itu (zaman rikolo bendu).
Saat aku mulai tumbuh besar dan menjadi pria ganteng seperti sekarang ini, aku bersukur karena nama pemberian Embahkulah yang akhirnya disematkan padaku, dan bukan nama yang lazim dipakai pada zaman itu. Teman-teman sepermainanku misalnya, oleh orang tuanya diberi nama Sudahono (dalam bahasa Indonesia berarti “Sudahilah”), Karji, Kasti (kayak nama olahraga saja), Agus, Supri, marwoto, Matlaul, Jito dan semacamnya. Kan tidak keren misalkan cowok ganteng, keren, gaul, imut macam aku bernama Paidi, Slamet atau Jupri. Terima kasih mbah… J
Pernyataan embah tentang bagaimana beliau memperoleh nama “Habibur Rohman” tentu saja membuatku girang bukan kepalang. Aku berkeyakinan bahwa yang membisiki embahku tentang nama yang harus beliau berikan kepada cucunya yang akan lahir adalah malaikat (padahal ga ada malaikat yang pekerjaanya bagi-bagi nama). Lebih tidak mungkin lagi kalau yang membisiki nama kepada Embahku kala itu adalah syetan and friends. Karena jika benar syetan and the genk yang membisiki, pasti nama yang di ajukan kepada Embahku bukan Habibur Rohman, melainkan “Ibnu Syaiton”, jahanam, ifrit, Kunta (kunti jantan), Huyam (cari artinya di internet), Himar, Dzalim, Michail Devil dan semacamnya.
Ini cerita tentang namaku. Bagaimana denganmu..???


2 Responses to "Habibur Rohman (part 1)"

  1. keren-keren....
    salam kenal mas bro!!

    *eits.. sudah kenal kok..

    ReplyDelete
  2. aku juga pernah buka website mu mas,,,
    jauh lebih serius ketimbang punyaku...
    makasih dah mau comment...
    hadih bisa diambil di TA..

    ReplyDelete

Tulisan Lawas Tapi Tetep Keren

Member Habib Fans Club

Habib On Twitter