Seorang mahasiswi tingkat akhir dengan wajah sendu menemuiku di salah
satu gazebo di kampus, matanya sembab, nampaknya dia baru saja menangis.
Pertemuan ini terjadi atas permintaannya, dia berharap saya berkenan membantunya
mencari solusi atas badai yang tengah ia hadapi. Baginya saya adalah orang yang
tepat untuk berkonsultasi, dalam kapasitas saya sebagai “Pengamat remaja alay,
pemerhati media sosial dan praktisi percintaan remaja”. Reputasi saya di ketiga
bidang tersebut memang sudah membahana kesetiap sudut kampus.
Sini konsultasi sama Om |
Berdasar penuturannya, klien saya ini baru saja putus cinta, dia harus
berpisah dengan kekasih yang sudah lebih dari 2 tahun menjalin pertautan
dengannya. Meski masih saling mencintai, kedua bersepakat tak lagi merajut
hubungan sebagai sepasang kekasih, perpisahan diantara keduanya sudah tidak
bisa ditawar lagi. Klien saya ini berharap agar bisa segera move on, setiap serpihan kenangan
bersama sang mantan menjadikannya terpuruk, dia berharap bisa melupakan
kenangan-kenangan tersebut agar mampu bangkit dan tak lagi memenuhi hari-hari
dengan tangisan.
Sebenarnya, Semakin kita berusaha
melupakan peristiwa-peristiwa yang kita anggap pedih, justru peristiwa tersebut
akan semakin tertanam kuat dalam ingatan. Salah dan “Lupa” adalah sifat alamiah
manusia, tanpa “ngene-ngunu” sekalipun, seseorang akan lupa akan sesuatu dengan
sendirinya. Biarkan lupa berjalan secara alami. Berusaha me”lupa”kan sama saja
memaksa otak men-delete salah satu memorinya, yang berarti juga melawan
mekanisme alamiah. Serpihan-serpihan kenangan yang berusaha kita lupakan,
justru akan menggema di pikiran. Pada posisi inilah seseorang sering kali gagal
move on, karena selalu dihantui kenangan bersama mantan.
Dipenghujung obrolan saya berpesan,
bahwa Tuhan sang Penguasa Cinta, lebih tau segalanya. Siapa yang lebih pantas
buat kita, pasangan hidup mana yang terbaik untuk sampean. Jadi sembari terus
berikhtiar mencari pasangan hidup, alangkah keren jika kita juga merengek
kepada-NYA. Memohon agar dipertemukan jodoh yang tepat dan disaat yang tepat.
Saya mengingatkan kepada si klien, agar terus berprasangka baik kepada Allah.
Secara kebetulan saya mengenal
baik pasangan ini, baik si perempuan maupun laki-laki keduanya adalah teman
baik saya. Pihak laki-laki pada pasangan ini juga pernah bercerita kepada saya,
bahwa semenjak putus ia tak pernah absen berkirim doa dan fatihah kepada sang
mantan pacar. Dia berharap agar sang mantan pacar bahagia, sembari juga terus
berharap, agar takdir berpihak pada mereka.
Saya membuka layanan konsultasi
dengan tarif biasa tanpa perkecualian, terjangkau untuk kantong seret mahasiswa
atau remaja kekinian. Tapi mohon bersabar dengan mengambil nomor antrian
terlebih dahulu. Monggo…
Based on true story….
(20 November
2015)
0 Response to "KONSULTASI REMAJA #1"
Post a Comment